Para aquascaper di jagad Indonesia tercinta, seperti diketahui bahwa aquascape bonek saya awalnya disetting tanpa asupan CO2 dengan harapan kebutuhan CO2 terpenuhi dari respirasi fauna penghuninya. Namun akhirnya datanglah kesempatan itu *halaah*, kesempatan untuk membuat reaktor/fermentor CO2 DIY (do it yourself) dua bulan lalu.
“kenapa tidak langsung di-share?”
Nah itulah, sebetulnya saya masih menunggu sampai gelembung CO2 yang dihasilkan oleh reaktor DIY ini habis untuk melihat berapa lama umur reaktor saya. Tapi apa daya, karena setelah dua bulan masih rajin bubbling (1 bulb/sec) akhirnya saya tulis saja pengalaman membuat reaktor ini. Berikut alat dan bahan pembuatan reaktor CO2 DIY ala saya.
Bagian luar:
1. Botol plastik 1,5 L dan 600 ml bekas lengkap dengan tutupnya. Botolnya tidak perlu bekas botol soda, bekas botol air mineral saja cukup. Botol besar diisi starter sebagai reaktor sedangkan botol kecil diisi air setengahnya saja untuk mengecek dan menghitung kecepatan produksi gas.
2. Selang kecil aerator secukupnya, tergantung jarak fermentor dengan akuarium. Saya pakai selang 2m.
3. Lem kaca/lem silikon/lem G. Lem ini digunakan untuk menutup bagian sambungan dan tutup botol yang dilubangi untuk mencegah kebocoran gas. Pokoknya harus rapet, singset, dan kedap udara.
4. Konektor/sambungan dengan pembatas (3 buah) untuk dipasang pada tutup botol. Satu buah dipasang pada botol reaktor, 2 buah pada botol bubble counter. Ketiganya dihubungkan dengan selang pada satu sisinya.
5. Diffuser (pakai diffuser yang biasa dihubungkan dengan aerator O2 untuk akuarium ikan), dipasang pada selang inlet ke botol kecil. Selang outlet dipasang diatas permukaan air.
Bagian dalam: Cop dengan clamp, siku, konektor biasa, filter rokok. Alat-alat ini dipakai di bagian outlet CO2 yang didalam air. Cop dan clamp untuk memfiksasi selang, siku untuk mengarahkan CO2, konektor dipakai sebagai penghubung dengan selang pendek yang diberi filter rokok dan difungsikan diffuser. Nah, karena di rumah tidak ada yang merokok, akhirnya filter rokok saya dapatkan dari pemilik toko. Puntung rokok hasil mengais sampah di toko itu entah bekas bibir siapa *euuuh*. Dan dirakit seperti ini:
Kalau gambar saya kurang jelas, botol reaktor, bubble counter, dan filter dirakit seperti pada tulisan ini.
Bahan starter:
1. Gula pasir 1/4 kg
2. Fermipan seujung sendok teh (setengah bungkus). Jangan yang sudah terbuka ya, misal bekas bikin donat minggu lalu. Atau kalau sudah dibuka, simpan di lemari es. Bisa dipakai lagi untuk membuat starter baru.
3. Agar-agar merek terserah. Hmm, kalau tidak ada merek “Terserah” ya pakai merk swallow (asal bukan sandal jepit).
4. Air suhu ruang.
Bahan 1, 2, dan 3 dicampur di dalam botol kemudian dituangi air hingga di bawah leher botol dan tidak usah dikocok lagi. Botol reaktor ini diletakkan di tempat teduh dan aman. Usahakan tutupnya jangan tersenggol-senggol karena rawan bocor. Botol reaktor saya tempatkan di tempat yang sering dilalui tikus, kadang tersenggol juga oleh Siti (si tikus), tapi moga-moga amanlah. Tikusnya sengaja tidak dibasmi, kasihan kan dia nyari makan.
Untuk bagian dalam, selang CO2 sebaiknya difiksasi didekat outlet filter air sehingga gas dapat terdorong dan terdistribusi dengan baik di seluruh bagian akuarium.
Lalu tibalah saat-saat mendebarkan, rasanya seperti menunggu jawaban email dari reviewer journal *haaddeeeh* :P. Setelah di-setting, tunggu sampai gas tampak keluar dari reaktor dengan ditandai gelembung yang keluar dari selang inlet di botol kecil. Beberapa saat kemudian gas akan dialirkan ke selang outlet menuju diffuser di akuarium. Pada kasus saya, karena selang di dalam akuarium sempat kemasukan air, akhirnya gas baru sampai di diffuser 2 jam kemudian dengan kecepatan 2 bulb/sec. Sungguh dua jam yang bikin mules sampai beberapa kali ke kloset *pencaharalami*.
Lamanya perjalanan gas mulai setting starter hingga tiba di akuarium sangat bervariasi. Tapi tidak sampai sebulan-lah, keburu jenggotan, hehehe. Kalau sampai seharian belum sampai juga mungkin ada bagian yang bocor. Bagian mana yang bocor dapat dideteksi dari skema rakitan yang kita buat. Setelah memakai tambahan CO2 memang pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat. Bahkan dalam dua bulan ini sudah dua kali dilakukan pemangkasan (trimming) dan penanaman kembali (replanting).
Selamat mencoba 😉
Waah canggih mbak-e … congrats, bisa order ndak itu 😉 … peluang sampingan
Monggo 🙂
Bru nyoba ni mba,smoga bs sukses kya reaktor pny mba.thnx info ny,.nongkrong dpan tank lgi,smbil tnggu co2 ny kluar.,
Selamat mencoba, bagaimana hasilnya? Kalau tidak muncul gelembung kemungkinan besar ada kebocoran.
itu bukan reaktor mbak, coba di googling reaktor co2 tu gimana,reaktor itu ada pemecah gelembung co2 sehinggga larut dalam air..
Owh, Ok, Trims informasinya 🙂
agar2 nya tadi berapa gram bu?
tx
Halo Felipe, agar2nya setengah bungkus agar2 merk swallow atau yg lain. Maaf saya kurang memperhatikan berat sebungkusnya berapa 🙂
Jadi tertarik pngn buat aquascape,
Terimah kasih infonya mba
Hai Aziz…selamat mencoba 🙂
Hebat,si ibu ini
Hehe, ndak juga pak, banyak yg lebih hebat. Saya hanya mengisi waktu luang 🙂
Mbak maaf saya newbie ni di jagad aquascaping hehe tadi cara penempatan difuser/filter rokoknya itu d bawah jatuhnya air dari filter ya mbak? Saya masih bingung masalh penempatan difusernya mbak hehehe mohon pencerahannya dunk….
Hai Asep, difuser filter rokoknya dimasukkan di ujung selang yang masuk ke air. selamat mencoba 🙂
Bu minta triknya sambungan selang biar tidak bocor co2 nya sy coba pke lem pipa, silikon bocor terus trimaksh
Hallo Cecep, mengatasi bocor pada sambungan selang memang susyaah… hehehe… paling gampang bikin sambungan dengan botol baru karena mungkin kendala dari tutupnya. Tapi perlu dicoba, selang yang ke arah reaktor dan botol checker harus fixed jangan digeser-geser atau digoyang dari awal setting. Trims kembali.
Kalau saya berpikiran, untuk selang yang keluar dari reaktor itu pakai selang infus (infusion set), bahannya dari silicone/PVC,, dan keuntungannya adalah ada regulatornya (yang suka diputer2 sama suster kalau ngatur kecepatan infus).. Jadi asupan CO2 ke dalam aquarium bisa diatur, biar tanamannya gak gondrong2 banget… Tapi botolnya mungkin harus pakai yang bekas soda/minuman berkarbonasi, karena kalau regulatornya dikecilkan, nanti tekanan di dalam botol jadi besar..
Ide yang bagus, patut dicoba 🙂
Mbak, tanya dong…. Itu agar agar kemasan brp gram ya???….
Hai Daffa, saya memakai agar-agar bungkusan kemasan 7 gram yg banyak di pasaran.
Boleh tanya itu co2 diy kira” bertahan smpe brp lama?
Pak Mukti, sepanjang pengalaman saya paling lama bertahan sebulan pak.