Aquascape Murah Meriah ala Saya

Beberapa hari yang lalu saya mampir pasar hewan Splendid untuk menuruti keinginan si adik memelihara ikan cupang (Betta sp.). Kalau ke sana biasanya saya hanya sampai di jajaran toko bagian depan untuk belanja keperluan kucing. Kali ini mesti turun ke area bawah tempat jualan ikan hias. Nah, gara-gara ngider di area perikanan ini dan melihat-lihat display aquascape milik penjual, saya jadi teringat kalau punya dua akuarium nganggur di rumah. Kenapa tidak dimanfaatkan saja? Apalagi saat melihat aquascape yang sudah jadi, rasanya pengen nyemplung di dalamnya… wuih, suegeer… 😀  Akhirnya, acara beli ikan cupang melebar jadi beli perlengkapan aquascape.

Aquascape adalah seni mengatur dan mendekorasi tanaman air, batu, kayu secara estetis sehingga mempunyai efek berkebun di bawah air. Keberadaan ikan sendiri di dalam ekosistem aquascape adalah sebagai pelengkap. Ikan dan hewan air lain biasanya ditambahkan setelah dua bulan saat kebun bawah air kita sudah stabil yang ditandai dengan pertumbuhan tanaman air atau tumbuhnya tunas-tunas baru. Aquascaping bisa dilakukan dengan air laut maupun air tawar. Tentu berkebun dengan air tawar jauh lebih murah. Inipun banyak yang mengatakan ber-aquascaping itu mihil bingit. Tapi disini saya akan mencoba membuat aquascape sederhana yang murah meriah dengan menabrak beberapa pakem pembuatannya.  Biayanya tidak lebih dari 200 ribu rupiah sudah jadi dua aquascape mini. Walaupun pada umumnya dibuat di dalam akuarium 80x40x40, tapi ada juga pehobi yang membuatnya di dalam nanotank dengan konsekuensi perawatannya jadi lebih sulit. Pada prinsipnya, semakin kecil skala ekosistemnya, lingkungannya akan sulit stabil stabil.

Berikut alat dan bahannya:

Akuarium. Saya memakai akuarium bulat berdiameter 30 cm dan akuarium kotak ukuran 30x15x15 yang sudah tersedia di rumah. Super imut ya :). Harga: Rp.0,-

Pasir malang. Pasir malang kaya akan zat hara dan mencukupi proyek kecil saya sehingga tidak usah pakai pupuk dasar. Cukup satu bungkus ukuran terkecil untuk 2 wadah. Harga: Rp.5000,-

Pasir kwarsa. Biasanya pasiran ini dipakai untuk memberi efek air terjun pada aquascape. Pasir ini saya beli karena karena saya ingin membuat konsep desain pantai dan taman. Harga: Rp.5000,-

Batu hias. Batu memang banyak disekitar kita, tapi kan malu juga dilihat tetangga ketauan mungut-mungut batu di pinggir jalan, akhirnya terbelilah sebungkus batu hitam (agar kelihatan alami) dan satu batu fossil terkecil (batuan yang memiliki kontur berlapis-lapis, ini sih harus beli) masing-masing seharga Rp.2000 dan Rp.5000.

Tanaman air. Nah, ini elemen paling penting dan paling mahal. Dari browsing sana-sini, kelihatannya tanaman air di Malang lebih mahal daripada kota lain. Mungkin karena belum banyak yang membudidayakan tanaman ini. Jadi ngiler pas lihat blog-blog luar kota yang jualan tanaman untuk keperluan aquascape. Kadang tanaman diberi harga berdasarkan jumlah daun yang sudah tumbuh. Untuk akuarium saya yang super mini, saya tidak membeli banyak tanaman. Sebelum membeli, perlu dipertimbangkan jenis tanamannya, apakah termasuk tanaman yang memerlukan pencahayaan rendah, sedang, atau tinggi terkait dengan letak akuarium nanti. Contohnya, tanaman berdaun kemerahan biasanya memerlukan pencahayaan tinggi. Berikut tanaman yang saya beli:
Riccia fluitans, 1 cup Rp.20.000
Dwarf hairgrass, 1 cup Rp.20.000
Hydrocotyle, 1 cup Rp.20.000
Tanaman A, Rp.2500
Tanaman B, Rp.4000
Krokot dan kangkung merah kecil (tidak tahu namanya), Rp.5000
Java moss, ukuran 20×20 cm Rp.5000

Pencahayaan.  Karena akuarium saya bukan yang paketan dengan lampunya, akhirnya perlu membeli dudukan lampu dan lampu 8 watt, Rp.70.000

Pinset panjang. Pinset berguna untuk menanam akar imut tanaman kita dan merapikan kebun kalau sudah jadi (jangan pakai pinset rambut keti).  Karena saya ogah beli pinset panjang, kapan-kapan kalau perlu saya pinjam pinset di laboratorium.  Sementara ini saya pakai gunting panjang untuk menjepit atau memindahkan ornamen di dalam tanki.

Total biaya: Rp.163.500,-

Murah kaaan… Tentang hasil, mohon bersabar, kita lihat sampai beberapa bulan ke depan yaa 😉

Berikut tahap pengerjaannya:

Setelah mengucapkan basmalah, sebelum menyusun tanaman kita perlu membuat desain. Tahapan yang memerlukan imajinasi tinggi. Sebaiknya desain dibuat sebelum belanja tanaman dengan ornamennya. Tapi tanaman-tanaman imut dan cantik yang melambai-lambai di tanki display seringkali bikin kalap mata pengen beli. Hingga akhirnya melenceng dari desain awal.

Akuarium bulat saya buat konsep pantai yin-yang (opokuwi). Kata si kecil seperti pulau Hawaii. Batu karang dan kerang pakai koleksi lama dapat mungut dari Pulau Penjaliran Barat.

Tata letak sesuai desain, yin-yang :)
Tata letak sesuai desain sebelum diisi air, *yin-yang* 🙂

Akuarium kotak saya buat seperti miniatur kebun dengan jalan setapak yang membelahnya (halaaah). Batu fossil saya pasang sebagai aksen di akuarium ini.

Tahapan pembuatannya adalah:

Akuarium diisi pasir Malang kurang lebih setinggi 3 cm. Lalu dibuat kontur yang diinginkan seperti bukit/gunung/lembah. Kemudian mulai berkebun. Tanaman ditanam dan diatur sesuai konsep yang sudah dibuat. Pasir dipadatkan agar tidak nyebar saat diisi air. Sebagian pasir saya tutup moss/lumut dan ditimpa batuan/kerikil agar tidak ‘terbang’. Batu bisa dipindah saat lumut sudah menempel pada substrat baru (kurang lebih 2 minggu). Perlu diketahui, peletakan moss di permukaan pasir ini memang agak maksa karena sebetulnya moss lebih cantik dililitkan pada kayu-kayuan untuk memberi kesan natural dan ‘vintage’. Kesan natural ini bisa juga didapatkan dengan memasukkan batu-batuan yang sudah berlumut. Ada loh, toko yang menjual batu-batu berlumut.  Dijualnya satuan dan mahaal.  Hati-hati, hobi ini bikin mata jelalatan pas jalan di dekat got atau sungai kecil, siapa tahu nemu batu seperti itu atau tanaman air yang bisa diculik untuk mengisi aquascape kita 😀
Setelah tanaman dan ornament terpasang, isi tanki dengan air. Air dialirkan melalui dinding akuarium atau jatuhkan pelan di atas batuan dengan debit yang sangat kecil agar tidak merusak tatanan kita. Kalau perlu, isi air hingga bagian yang kotor tumpah terbuang.

Isi tanki pelan-pelan, kotoran yang mengambang kita buang dengan cara meluapkan air isian.
Isi tanki pelan-pelan, kotoran yang mengambang kita buang dengan cara meluapkan air isian.

Jangan lupa memasang lampu untuk pencahayaan. Kecuali kalau tanki dipasang di teras yang sudah terang-benderang. Siklus pencahayaan mengikuti siklus matahari saja, 8 jam. Karena kalau cahaya terlalu banyak bisa terjadi blooming alga. Agar tanaman stabil, biarkan dulu beberapa hari sebelum diisi ikan atau udang. Sebetulnya, tanpa ikan pun sudah dapat disebut aquascape. Tapi kurang afdol kalau akuarium tidak diisi ikan. Karena seperti kita ketahui, aqua dan pisces adalah pasangan yang sangat serasi (eh, ini bukan artikel tentang zodiac ya?). Artikel tentang bagaimana memilih ikan atau binatang air dapat dilihat pada tulisan berikutnya.

Berikut hasil aquascape murah meriah ala saya.  Lumayan untuk cuci mata saat pulang kerja 🙂

Proyek 1. Konsep pantai dan pulau Hawaii-nya :D
Proyek 1. Konsep pantai dan pulau Hawaii-nya 😀
Proyek 2. Konsep taman dengan jalan setapaknya.
Proyek 2. Konsep taman dengan jalan setapaknya.

Sementara ini dengan mengabaikan beberapa pakem yang ada seperti pemberian pupuk, kekuatan pencahayaan (ada standarnya loh), pemberian CO2, dan pemasangan filter (lah akuarium imut gini, filternya ditaruh mana?) semoga aquascape saya bisa bertahan.  Mari kita berdoa.  Aamiin. 🙂

Please visit my next project here 😉

Published by

Safrina Dewi

Sebutir pasir dalam lautanNya, yang berusaha memaknai hari untuk mencapai ridhoNya...

74 thoughts on “Aquascape Murah Meriah ala Saya”

  1. Misi, saya blh tanya pesan barang” pengisi Aquaskap dari awal pembuatannya di pesan dimana ya?
    Bisa tdk, pesan di agan? Klo blh blh minta pin bb kah?
    Makasih

    1. Bsa gan…BBM jaa 2adbe1ba..,,itu hanya kurang undergravel ja..pasti akan bening Slam 6 blan gk perlu ganti air..pake aerator ja gan..minimalisnya..kurangs sdikit saran dr saya

    1. Bahannya bisa dicari di sekitar kita saja pak, misal pasir (asal jangan pasir pantai), batu-batu alam, sampai ke tanaman air pun bisa nyari di sungai, danau, atau tempat-tempat lembab (e.g. lumut). Prinsipnya, memindahkan ekosistem air tawar ke akuarium. Jadi, asal kita kreatif tidak semuanya harus beli. Begitu sih, selamat mencoba 🙂

  2. mba dewi, mau tau dong keadaan aquariumnya saat ini kayak gimana?? kalau bisa di foto yah mba? soalnya kepengen bikin juga, kemarin sdh beli ikang cupangnya 3 ekor, hehehe

    1. Halo Indra, akuarium saya kabarnya sehat sejahtera lancar jaya :). Akuarium kotak di postingan ini sudah menjadi tempat pembesaran anakan ikan zebra. Akuarium bulat juga nangkring di teras isinya 3 ekor ikan zebra dan seekor cupang. Keduanya tidak saya pasangi alat apapun baik filter, aerator, CO2, maupun lampu. Tetapi saya isi tanaman dan lumut yang diikat pada batu lalu saya letakkan di teras agar berfotosintesis secara alami. Selamat bikin aquascape mini 🙂

    1. Hai Rangga, toko akuarium biasa biasanya tidak menyediakan perlengkapan aquascape. Tapi saya tidak tahu persisnya sekarang bagaimana. Mungkin Rangga bisa cek di toko akuarium terdekat 🙂

    1. Hai Kukuh, ada juga sih. Prinsipnya tanaman air. Tapi perlu proses adaptasi dulu di wadah terpisah agar tidak ‘kaget’ dgn lingkungan baru. Beberapa tanaman darat bahkan bisa ‘diairkan’ melalui adaptasi. Selamat berburu tanaman air…

  3. Assalamualaikum mba…
    Dengam konsep tanpa CO2 gimana keadaan tanamannya sekarang… Soalnya saya juga bikin tanpa co2 dan hanya beralas pasir beratapkan langit eeeaaaaaa… .

    1. Halo Reza, keadaannya terkontaminasi alga hitam dan hijau karena overlight, hehe. Saya lakukan rescaping tanpa co2. Hingga sebulan ini masih baik2 saja. Asalkan tanamannya tidak terlalu padat dan pilih tanaman yg tidak ‘rewel’ 🙂

  4. Assalamu’alaikum semua…
    Jika ingin memesan tanaman untuk aquascape batuan fosil atau kayu yang sudah ada moss’nya dan ngga usah repot-repot lagi untuk mengikatnya.
    Ngga usah khawatir saya bisa kasih solusi anda dengan harga murah, boleh di bandingakn dengan yang lain kok.
    Tetapi minimal pemesanan order Rp. 150.000,- belum termasuk ongkir ya…heheee
    Kalau mau order sebelum hari minggu ya biar disiapkan dulu di farm.
    Hari minggu pas weekend baru saya kirim.

    Note : Pengiriman hanya bisa di hari Minggu dan Rabu “jam libur saya” :’)

    Jika minat hubungi saya
    Whatsapp : 0812-1024-4999
    Pin BB. : 296B73C4

    Terimakasih Mba. Dewi
    Wassalam…

    1. Hai Bagus, kabarnya nanotank lebih sulit perawatannya. Kalau buat saya asal rajin ganti air aja sih. Lagian kalau tankinya kecil kan gampang ngurasnya… hehe. Selamat mencoba 🙂

    1. Fariz, paling bawah pasir malang, kemudian ditutup soil dan berikutnya silika (opsional) atau ditutup pasir malang lagi. Untuk menghemat soil saya timbun soilnya di tempat2 yg akan ditanami saja. Selamat mencoba 🙂

    1. Mas Joko, untuk menghindari jentik nyamuk kita masukkan saja ikan hias. Air diganti seperlunya, 30-50% water change, tidak sampai menguras habis. Kalau ekosistemnya sudah stabil malah tidak perlu kuras. Hanya membersihkan dinding akuarium memakai pembersih magnet dan menambah air yg menguap. Trims sudah mampir.

  5. saya sdh bikin mbak tanpa co2 tanpa pukdas plus ada air terjun dgn aerator. tp ada beberapa tanaman yg mati ada yg tdk. pdhal sminggu skali saya kasih pupuk cair. dan jg sisa air beras cucian. apa ada yg kurang/salah ya mbak ? (garuk2 kpala)

    1. Halo mas Joko, kalau saya mikir praktisnya saja, tanaman yg mati kena seleksi alam segera disingkirkan, toh masih ada yg bertahan. Tidak masalah sedikit tanaman tapi survive. Pukcir ok saja, tapi air bekas cucian beras tidak saya rekomendasikan. Punya saya yang terakhir juga tanpa CO2.

    1. Hai Randi, sebetulnya tidak ada patokan ukuran. Tapi semakin besar akuarium, ekosistemnya semakin cepat stabil. Sehingga akuarium mini perlu perawatan yang lebih intensif seperti harus lebih sering ganti air (water change, WC). Selamat bereksperimen 🙂

  6. Assalamualaikum mbak dewi , mau tanya dong kabar aquascape natural ( tanpa perlengkapan aerator dan waterpump ) nya bagaimana ?
    .
    .
    .
    Terima kasih

    1. Hai Amin, aquascape mini yang tidak disupport apa-apa terakhir dipakai untuk pembiakan ikan molly. Sekarang sudah tidak saya lanjutkan lagi. Capek harus sering water change…hehe. Yang masih terawat aquascape uk.50x40x40 dengan pencahayaan dan filter tanpa CO2.

      1. Bsa mba dipakeiin undergravel.model aerator..gk kan kotor klo hanya ikan molly…bs lbih dr 1 blan gk perlu diganti airnya..klo mengurangi n menambahkan wajib..klo terlalu bnyak memberi pakan..n mengendap

  7. Hai Safrina Dewi,

    Mau tanya dua pertanyaan nih,
    1. Penyinaran apa bisa dilakukan malam hari? soalnya ketika siang kamar tertutup sehingga hanya ada sinar sedikit.
    2. Tanaman yang tahan terhadap suhu yang relatif hangat apa ya? soalnya kalo siang kamar saya panas.

    Terimakasih 🙂

    1. Hai Chasan, pada prinsipnya penyinaran dilakukan secukupnya menyesuaikan dengan siklus matahari. Artinya bisa dibalik, malamnya kita jadi siang di ekosistem aquascape kita. Lampu saya setting menyala pada pukul 5 sore sampai 10 malam karena baru ada di rumah pas menjelang malam. Terimakasih juga sudah mampir.

    1. Hai Fiqri, ikan aligator ya? maaf saya tidak berpengalaman dengan ikan lain selain ikan yang saya pelihara. Paling aman sih tidak menggabungkan dengan ikan lain. Pastikan ikan bukan jenis herbivora dan ukurannya jangan terlalu besar.

  8. Hy mbak Dewi
    Dalam aquascape emang harus di anjurkan pakai pukdas atau tidak?
    Terus tanaman apa saja yang bisa tahan tanpa pukdas?

    1. Hai Jono, saya pribadi tidak pakai pukdas. Sebetulnya selama nutrisi terpenuhi (bisa dari media tanam) semua tanaman cocok. Pukdas tentu saja membantu menutrisi tanaman.

  9. Assalamualaikum kak
    Kak mau tanya kalau aquarium dihias dengan aquascape kan tanaman perlu co2 tapi aku pake nya gelembung udara kira kira itu tanaman mati gk kak ya. Sebelum nyoba tnya dulu lah hehehehe 🙏😂😁

    1. Wa’alaikumsalam Dita, gelembung udara untuk akuarium biasa tentu saja tidak mengandung CO2. Tapi boleh saja dipakai untuk aquascape. Kalau soal mati tidaknya tergantung keseimbangan CO2 O2 di dalam air. Hingga hampir setahun saya tidak lagi memakai CO2. Memang jadi mudah lumutan dan kena alga (flora yang tahan tanpa CO2). Selama ini tanaman yang tahan tanpa CO2 harganya relative mahal, seperti anubias. Saran saya kalau gak pakai CO2 tanamannya gak usah banyak2 🙂

    1. Hallo Edy, akuarium istilah umum untuk memelihara biota air di luar ekosistemnya. Sedangkan aquascape istilah yang dipakai apabila selain memelihara ikan kita juga menanam tanaman air di dalam akuarium. Mengawalinya yaitu dengan mencari tahu apa yang kita inginkan. Selanjutnya bisa browsing dan mengumpulkan alat dan bahan yang kita perlukan. Selamat mencoba 🙂

    1. Hai Saiful, caranya dengan meletakkan mangkuk plastik lebar atau piring plastik secara terbalik. Kemudian kita tuang atau kita alirkan air pelan-pelan ke punggung mangkuk atau piring tersebut sampai bak penuh. Semoga sukses 🙂

  10. hy mba dewi sy bru loh di Aquascape jd harus bnyk belajar nih..btw ak dari sulawesi tengah jd untk nyari Pasir malang dsni gk ada..gmna klo sy pakai tanah hitam yg di kebun itu kira2 bisa gk yah??

    1. Hai Dika, tumbuhan darat yang bisa didomestikasi di air tidak banyak, saya pernah mencoba memindahkan tanaman darat yang bercokol di dekat saluran air, tapi tidak sukses 😦 hehehe. Buat Dika, selamat mencoba, semoga sukses 🙂

  11. He…he….browsing aquascape malah ketemu mbk Nana, tulisannya enak dibaca dan tambah wawasan ekosistem aquascape😁

Leave a reply to Safrina Dewi Cancel reply