Sesuai janji saya di tulisan sebelumnya *ngelap keringet dulu gara-gara mati AC di kelas 😦 *, berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih makanan kucing.
Here they are… 😀
1. Mengandung taurin
Taurin adalah senyawa turunan asam amino sistein. Taurin banyak terdapat di daging ikan dan ditemukan dalam jumlah yang lebih rendah pada daging hewan darat. Bagi kucing, taurin merupakan asam amino esensial. Artinya, kucing tidak bisa memproduksi taurin sendiri dan tergantung pada taurin dari makanannya. Saat ini Association of American Feed Control Officials (AAFCO) mensyaratkan penambahan sebanyak 0,1% taurin pada DF (dry food) dan 0,2% untuk WF (wet food) yang diproduksi oleh pabrik makanan kucing. Kalau kita membuat makanan sendiri alias homemade, lebih baik berbahan dasar ikan segar (dikukus tanpa penambahan garam) dan hindari pemberian karbohidrat. Karbohidrat, selain tidak diserap oleh pencernaan kucing, juga memicu diabetes pada kucing. Sebagai informasi, kucing lebih rentan diabetes daripada anjing. Tempe juga tidak baik untuk kucing. Selain gizinya tidak diserap, ragi tempe juga berbahaya buat kucing. Wah, ini sih kabar buruk buat Bebi yang doyan tempe. Untunglah selama ini dia masih baik-baik saja 🙂
2. Jenis makanan
Jenis makanan yang tersedia di pasaran adalah DF dan WF. Pemberian keduanya harus seimbang. WF memang lebih disukai kucing, tapi pemberian WF saja kurang baik untuk pembentukan otot-ototnya (jadi letoy gitu) dan tentu saja tidak sehat bagi kantong kita *lebih mahal daripada DF booo…*. Idealnya, dalam sehari diberi 2xDF dan 1xWF. Perhatikan cara menyimpan WF berikut ini. Segera keluarkan seluruh isi WF dari kaleng yang sudah terbuka karena bagian dalam kaleng yang sudah teroksidasi dapat mempercepat proses pembusukan WF. Setelah dipindah ke wadah plastik, segera bagi-bagilah WF menjadi beberapa porsi dan simpan di lemari es di bagian bawah kotak freezer. Keluarkan satu bagian porsi yang akan diberikan dan thawing dulu sebelum disajikan. Kalau DF tidak perlu perlakuan khusus. Berikan saja secukupnya karena biasanya kucing tidak mau DF yang sudah melempem.
3. Kondisi dan jenis kucing
Di pasaran, makanan kucing terbagi menjadi beberapa jenis. Selain dari yang komposisinya standar, ada makanan khusus untuk kucing persia. Ini karena perawatan rambut kucing persia yang lebih ribet. Kucing domestik kalau diberi makanan jenis ini rambutnya bisa lebih tebal dan berkilau loh. Selain itu, ada makanan kucing yang rendah magnesium. Jenis ini diperuntukkan bagi kucing yang pernah atau berisiko mengalami penyempitan/penyumbatan ureter (saluran kemih). Beberapa faktor risikonya adalah: jantan, kegemukan, kurang gerak (dikandangin), dan DF yang itu-itu saja. Dengan diet makanan jenis ini, risiko pembentukan batu ureter dapat dikurangi. Adalagi makanan khusus untuk kucing sakit atau sedang proses penyembuhan. Teksturnya lembut seperti bubur, sehingga dapat diberikan dengan memakai spuit.
4. Harga
Berdasarkan harganya, ada makanan kucing kelas premium *yang menguras kantong*, medium/menengah, dan standar. Perbedaannya tentu pada komposisi. Makin lengkap komposisinya, makin mahal pula harganya. Kelengkapan ini bisa berupa tambahan vitamin, asam folat, dan bahan tambahan lain yang membuat rambut kucing lebih halus, berkilau, dan lebat (bukan tidak mungkin ditambahkan sunsilk didalamnya) :o. Ada juga yang tinggi protein sehingga kucing lebih cepat gendut. Merek lain menyebabkan performa kucing lebih baik walaupun tidak gendut.
5. Disukai kucing
Terlepas dari pertimbangan-pertimbangan yang sudah saya sebutkan, hal terpenting adalah kucing suka pada makanannya. Percuma juga beli mahal-mahal tapi cuma dilirik. Kalau ini Bebek Goreng Pak Slamet sih bakal saya habiskan. Lah, kalau WF atau DF buat kucing? Dibikin pizza dengan taburan keju permesan dan lelehan keju mozarella di permukaannya pun saya ogah. Sayangnya, sejauh yang saya ketahui, belum ada petshop yang menyediakan contoh makanan gratis. Biasanya kemasan paling kecil 0,5 kg. Kalau si mpus tidak doyan, jangan buru-buru memakannya eh, membuang atau menghibahkan pada kucing lain. Bisa diakali dengan mencampur DF dengan WF kesukaannya. Untuk membangkitkan selera makannya, kucing dan feline lain lebih mengandalkan indra penciuman daripada perasa. Dan untuk diketahui, kucing tidak dapat mendeteksi rasa manis 😛
Begitulah, semoga artikel ini dapat membantu para catlovers dalam memilihkan makanan untuk si mpus. 🙂
(pic was copied from http://www.corvalliscatcare.com/cc/wp-content/uploads/2014/10/cat_in_food_bowl.jpg)